Jumat, 02 Desember 2011

KTI BERAT BAYI LAHIR RENDAH


ASUHAN KEBIDANAN BAYI   “ R “ DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH DI RSU HAJI MAKASSAR
TANGGAL 24 S.D 26 JUNI 2011  

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program D III Kebidanan
STIKES Nani Hasanuddin Makassar



Oleh

MUTAHRA
NH. 04. 08. 102



PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

BAB I
PENDAHULAUAN
A.   Latar Belakang
       Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat. Bayi Berat Lahir Rendah
( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. ( Yulianti L, 2010 ).
      Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan komsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi pada mereka yang status perekonomiannya cukup, hal ini berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan. ( bblr. co. id, online diakses 04 Juni 2011 )
        Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun 1995 hampir semua ( 98 % ) dari 5 juta kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
       Prevalensi bayi berat lahir rendah ( BBLR ) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran didunia dengan batasan 33 %- 38 % dan lebih sering terjadi dinegara- Negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan 90 % kejadian BBLR didapatkan dinegara- Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. ( depkes. go. Id, online diakses 04 Juni 2011 )
          Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya. Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41 bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per 100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.
( Diakses tanggal 4 juni 2011 )
           Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR  setiap tahun.
( Wordpress. Com, di akses tanggal 25.04.2007 ).
    Di Sulawesi Selatan pada tahun 2007, tercatat baahwa jumlah bayi dengan BBLR sebanyak 2.416 ( 1,56% dari total bayi lahir ) dan yang tertangani  sebanyak 2.405 orang, di kota Makassar jumlah kasus yang terjadi 295 kasus.
     Pada tahun 2008 jumlah BBLR mengalami  penurunaan menjadi 1.998 ( 1,36 % dari total jumlah bayi lahir dan yang tertangani  sebanyak 1.670 ( 83,56 % ) dan kasus yang terjadi di Makassar sebanyak 251 kasus.
      Pada tahun 2009 jumlah bayi dengan BBLR meningkat menjadi 2.040 ( 1,36 % dari total jumlah bayi lahir ) dan yang terjadi di Makassar sebanyak 251 kasus. ( Wordpress.com. di akses tanggal 03/07/2010).
             Dari bagian Rekam Medik RSU Haji Makassar dalam satu terakhir dari bulan maret  2010 sampai maret 2011 jumlah bayi yang lahir 948 bayi dan yang mengalami berat lahir rendah sebanyak 75
( 7,91% ).
       Sehubungan dengan masih tingginya kejadian bayi dengan berat lahir rendah di RSU Haji Makassar maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R ” Dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar  tanggal 24 S.D 26 Juni 2011.

B.     Ruang Lingkup Pembahasan
       Berdasarkan latar belakang masalah, bahwa kematian bayi yang disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) merupakan suatu masalah yang cukup kompleks yang dapat disebabkan oleh gangguan pertumbuhan intra uterin sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Oleh karena itu penulis memberi batasan pada permasalahan tentang penerapan Asuhan Kebidanan pada bayi “ R “ dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011
C.   Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Dapat melaksanakan  asuhan kebidanan pada bayi “ R ” Dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011 dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.
2.    Tujuan Khusus
a.    Melaksanakan pengkajian data dan analisa data Pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D  26 Juni 2011.
b.    Merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26  Juni 2011.
c.    Merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir  Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26  Juni 2011.
d.    Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011.
e.    Merencanakan asuhan kebidanan pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011.
f.     Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26  Juni 2011.
g.    Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011.
h.    Mendokumentasikan semua temuan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada Bayi “R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011.




D.   Manfaat Penulisan
1.    Manfaat Praktis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya perawatan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
2.    Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil karya tulis ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai bahan inspirasi peneliti selanjutnya.
3.    Manfaat Akademik/ Institusi
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D III Kebidanan dan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa jurusan Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

E.   Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini secara    sistematis meliputi :
      1.   Studi Kepustakaan
            Penulis mempelajari literature – literature yang relevan dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan  karya tulis ilmiah ini.

      2.   Studi Kasus
            Dengan menggunakan pendekatan pemecahan  masalah dalam  asuhan kebidanan yang meliputi: pengkajian data, analisis, dan rumusan diagnosa/masalah aktual, diagnosa/masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi serta dokumentasi asuhan kebidanan untuk menghimpun data dan informasi dalam pengkajian dengan menggunakan tehnik:
a.    Anamnesa
Mengadakan Tanya jawab dengan ibu “R” di ruang perinatologi yang berhubung dengan masalah bayi  “R ”
b.    Pemeriksaan Fisik
                        Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki meliputi : pemeriksaan inspeksi, dan auskultasi.
      3.   Studi Dokumentasi
            Dengan membaca dan mempelajari status serta menginterpretasikan data yang berhubungan dengan klien baik yang bersumber dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang.
      4.   Diskusi
            Diskusi dengan tenaga kesehatan yakni dokter,bidan, maupun dengan pembimbing Karya tulis ilmiah serta sumber lain yang menunjang.


F.    Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan karya imiah ini, maka penulis menyusun secara sistematika yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN            :
Pada BAB I ini membahas tentang latar belakang BBLR, dan jumlah kejadian BBLR, juga membahas tentang ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN KASUS
Pada bab ini membahas tentang Konsep Dasar Tentang Asuhan Bayi Baru Lahir yang terdiri dari Pencegahan infeksi, penilaian, dan pencegahan kehilangan panas, dalam bab ini juga membahas tentang Konsep Dasar Tentang Bayi Berat Lahir Rendah dan proses manajemen asuhan kebidanan.
BAB III. STUDI KASUS
Pada bab ini membahas tentang pengkajian dan analisa data dasar, merumuskan diagnose/ masalah actual, merumuskan diagnose/ masalah potensial, mengidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, evaluasi asuhan kebidanan, dan pendokumentasian hasil asuhan/SOAP
BAB IV. PEMBAHASAN
            Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada,dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
               Pada bagian ini membahas tentang  kesimpulan yang telah yang telah diperoleh dari hasil pembahasan dan memberikan saran sesuai dengan apa yang telah diperoleh.       
Daftar Pustaka
Lampiran






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Konsep Dasar  Tentang Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan  segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek- aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir yaitu :
1.    Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontamiasi mikroorganisme selama proses persainan berlangsung maupun berapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi yaitu :
a.    Cuci tangan dengan seksama sebelum setelah bersentuhan dengan bayi.
b.    Pakai sarung tangan bersih pada saat menagani bayi yang belum dimandikan.
c.    Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting pengisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril, gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan lendir ( jangan menggunakan bola karet pengisap yang sama untuk lebh dari satu bayi )
d.    Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda- benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali selesai digunakan.
2.    Penilaian
Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu (diantara dua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan :
a.  Apakah bayi menangis kuat dan bernapas tanpa kesulitan
b.  Apakah bayi bergerak dengan aktif atau  lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera lakukan  tindakan resusitasi bayi baru lahir.



3.    Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan tempratur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi secara sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan  diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relatif hangat.
a.    Mekanisme kehilangan panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara- cara berikut :
1)    Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti
2)    Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang tempraturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda- benda tersebut.  
3)    Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4)    Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda- benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
b.    Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:
1)    Keringkan bayi dengan seksama
2)    Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
3)    Selimuti bagian kepala bayi
4)    Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5)    Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
6)    Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
c.    Merawat tali pusat
Setelah placenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
d.    Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting susu itu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi mengisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari- hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkansecara bertahap 10 sampai 100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkomsumsi 700-800 ml ASI per hari (kisaran 600-1000 ml) untuk tumbuh kembang bayi.
e.    Pencegahan Infeki Pada Mata
Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau keluarga memomong bayi dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
f.     Profilaksis perdarahan bayi baru lahir
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K 1 injeksi 1 mg intramuskular dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
g.    Pemberian imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu- bayi. Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B. Jadwal Pertama imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi Hepatitis B sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 0 dan DPT + Hepatitis B pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi.
B.   Konsep Dasar Tentang Bayi Berat Lahir Rendah
1.    Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
a.    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Adalah semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gr disebut Low Birth Weight Infant ( Bayi Berat Lahir RendahPra, Prawirohardjo. S.2007 : 771 )

b.    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.(dr.Arief ZR, 2009)
2.    Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi dengan berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.    Prematuritas Murni
Neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat untuk masa kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan (BKB/SMK)
b.    Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan atau bisa disebut bayi cukup bulan kecil masa kehamilan (BCB/KMK)
( Wiknjosastro, H. 2007 )
3.    Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (dr. Arief ZR, dkk,  2009 :22-23), yaitu:
a.    Faktor ibu
1)    Penyakit
a)    Toksemia gravidarum
b)    Perdarahan antepartum
c)    Trauma fisik dan psikologis
d)    Nefritis akut
e)    Diabetes mellitus
2)    Usia ibu
a)    Usia ibu < 16 tahun
b)    Usia > 35 tahun
c)    Multi gravid yang jarak  kehamilannya terlalu dekat
3)    Keadaan sosial
a)    Golongan sosial ekonomi rendah
b)    Perkawinan yang tidak sah
4)    Sebab lain
a)    Ibu yang perokok
b)    Ibu peminum alcohol
c)    Ibu pecandu narkotik
b. Faktor janin
1)    Hidramnion
2)    Kehamilan ganda
3)    Kelainan kromosom
4)    Cacat bawaan


c. Faktor lingkungan
1)    Tempat tinggal dataran tinggi
2)    Radiasi
3)    Zat-zat beracun
4.    Gambaran Klinik Bayi Berat Lahir Rendah
a.    Karakteristik Prematuritas Murni
1.    Berat badan kurang dari 2500 gram, PB : 45 cm, Lingkar Kepala kurang dari 33 cm, Lingkar dada kurang dari 30 cm
2.    Masa gestasi kurang dari 37 minggu
3.    Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.
4.    Kepala lebih besar dari badan
5.    Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.
6.    Lemak subkutan kurang
7.    Ubun- ubun dan sutura lebar
8.    Ramut tipis, halus
9.    Tulang rawan dan daun telinga immature
10. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
11. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus dapat terlihat
12. Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh labia mayora ( pada wanita ), testis belum turun ( pada laki- laki )
13. Bayi masih posisi fetal
14. Pergerakan kurang dan lemah
15. Otot masih posisi fetal
16. Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
17. Refleks tonic neck lemah
18. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna.
b.    Adapun karasteristik bayi dismatur hampir sama dengan bayi prematur.
Penampilan fisik yag khas dari dismatur adalah :
1.    Kulit pucat,  keriput, tipis
2.    Verniks caeosa tipis/ tidak ada
3.    Jaringan lemak dibawah kulit tipis
4.    Tali pusat berwarna kuning kehijauan.
5.    Mekonium kering (dr.Arief ZR. 2009)
5.    Penilaian Maturitas Neonatus
       Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus terutama BBLR secara individu, faktor maturitas sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal, pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat pengembangan bayi prematur.

Tabel 1. Ciri Kematangan Fisik Bayi Lahir Normal (Menurut Ballard)

0
1
2
3
4
5
Kulit
Merah seperti agak transparan
Merah muda/ licin, halus, tampak vena
Permukaan mengelupas dengan/ tanpa ruam, sedikit vena
Daerah pucat, retak-retak, venus jarang
Seperti kertas putih, retak, lebih dalam, tidak ada vena
Seperti kulit retak-retak, mengkerut
Lanugo
Tidak ada
Banyak
Menipis
Menghilang
Umumnya tidak ada

Lipatan plantar
Tidak ada
Tanda merah sangat sedikit
Hanya lipatan anterior yang menghilang
Lipatan 2/3 anterior
Lipatan di seluruh lipatan

Payudara
Hampir tidak ada
Areola datar, tidak ada tonjolan
Areola seperti titik tonjolan sampai 2 mm
Areola lebih jelas tonjolan 3-4 mm
Areola penuh, tonjolan 5-10 mm

Daun telinga
Datar, tetap terlipat
Sedikit melengkung, lunak lembut membalik
Bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik
Bentuk sempurna kembali seketika
Tulang rawan, telinga kaku

Kelamin laki-laki
Skrotum kosong, tidak ada rugae

Testis turun, sedikit rugae
Testis dibawah, rugae bagus
Testis bergantung dan rugaenya dalam

Kelamin perempuan
Klitoris dan labia minora menonjol

Labia minora dan mayora sama menonjol
Labia mayora besar, minora kecil
Klitoris dan minora ditutupi labia mayora

(Wiknjosastro, 2006, Hal : 772)
Tabel. 2 kematangan Neuromuskular
(Menurut sarwono prawirohardjo, 2006 : hal 773)








Cara menilai aktivitas Neuromuskular
a.    Sikap (Posture)
Dinilai bila bayi dalam posisi terlentang dan tenang
b.    Sudut pergelangan tangan (Square window)
Tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan telunjuk pemeriksa lalu diukur sudut antara hypothenar eminence dengan forearm.
c.    Membaliknya lengan (Popliteal angle)
Lakukan fleksi lengan bawah selama 5 detik, kemudian lengan tersebut diekstensikan dan dilepas. Nilailah derajat kembalinya ke posisi fleksi.
d.    Sudut popliteal (Scarf sign)
Bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian rupa sehingga terdapat posisi lutut-dada (knee-chest position), setelah itu dilakukan ekstensi tungkai bawah, ukurlah sudut dibawah lutut tersebut.
e.    Tanda selempangan (Sraf sign)
Posisi terlentang, peganglah salah satu lengan bayi dan usahakan tangan tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya. Angkat dan geserlah siku bayi diatas dadanya dan lihat sampai dimana siku tersebut dapat digeser. Makin mudah bayi makin mudah sikunya melewati garis tengah kesisi lain.
f.     Kepala ke telinga (Heel to ear)
Poisisi terlentang, gerakkan kaki bayi ke telinga dari sisi yang sama. Perhatikan jarak yang tidak mencapai telinga dan ekstensi lutut.
Tabel 3. Penilaian Tingkat Kematangan
SKOR
MINGGU
5
26
10
28
15
30
20
32
25
34
30
36
35
38
40
40
45
42
50
44
(Wiknjosastro, 2006 Hal : 773)
Tabel 4.  Hubungan antara berat lahir dengan usia kehamilan
            ( Menurut Surasmi A, 2003, Ha l: 5))
Kategori
Singkatan
Persentil
Kecil untuk usia gestasi
Sesuai untuk gestasi
Besar untuk gestasi
SGA (small for gestational age)
AGA (appropriate for gestational age)
LGA (large for gestational age)
<ke-10
Ke 10-90
> 90

6.    Masalah yang bisa timbul (penyuit) pada BBLR
Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Makin pendek masa kehamilan makin kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya.
Karena kurang sempurnanya alat- alat dalam tubuh baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan sebagai berkut :
a.    Gangguan pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit,permukaan tubuh relatif  lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat yang belum cukup serta pusat pengaturan yang belum berfungsi secara sempurna.
b.    Gangguan saluran pernapasan
Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumonia. Disamping itu sering timbul pernapasan periodik dan apnea yang disebabkan oleh pernapasan di medulla belum matur
c.    Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi
Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorsi lemak laktosa dan vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja dari spinter cardio oesofagus yang belum sempurna dan mudah terjadi aspirasi.
d.    Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
e.    Ginjal yang immatur baik secara anatonis maupun fungsinya
Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik.
f.     Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor pembekuan seperti protrombin.
g.    Gangguan imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relative belum sanggup membentuk anti bodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
h.    Perdarahan intraventrikuler
Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea, asfiksia berat dan syndrome gangguan pernapasan.Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan hiperkapnea. Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak bertambah. Penambahan aliran darah keotak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan iskemia dilapisan germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat di diagnosis dengan ultrasonografi atau CT scan.
i.      Retrolental fibroplasias
Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi ( Pa O2 lebih dari 115 mmHg = 15 k Pa ). Untuk menghindari retrolental fibroplasias maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40% atau dengan kecepatan 2 liter/ menit.
(Sarwono Prawirohardjo, 2007 )
7.    Penatalaksanaan/ Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
a.    Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah
1). Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. (Sarwono, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal  2006: 377)
   2). Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir                 untuk Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit)
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara yaitu:
a). Kontak kulit dengan kulit
Petunjuk penggunaan yakni
(1). . Untuk semua bayi
(2). Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4oC).

 b). Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL)
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah  bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
c). Pemancar panas
d). Inkubator.
Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A, 2009: hal 191)
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan  yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.
a.    Inkubator tertutup
1)    Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dapat dibuka apabila dalam keadaan tertentu seperti apnea; dan apabila membuka inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan.
2)    Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung
3)    Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi
4)    Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh
5)    Pengaturan oksigen selalu diobservasi
6)    Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27ºC
b.    Inkubator terbuka
1)    Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi
2)    Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan
3)    Membungkus dengan selimut hangat
4)    Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain  untuk mencegah aliran udara.
5)    Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala
6)    Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan dibawah ini
Berat badan lahir (gram)
0  - 24 jam
(oC)
2 – 3 hari
(oC)
4-7 hari
(oC)
8 hari
(oC)
1500
1501-2000
2001-2500
> 2500
Ø   
34 – 36
33 – 34
33
32 – 34
33 – 35
33
32 – 34
32

33 – 34
32 – 34
32
31 - 32
32 – 33
32
32
32
Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat celcius setiap minggu dan apabila berta badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.
e). Ruangan yang hangat.
 Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian
                          BB
Suhu ruangan
1500-2000 gram
28 – 30 oC
>2000 gram
26 – 28 oC
Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 gram


b.    Pemberian makanan bayi
1.    Pada bayi prematur refleks isap, telan, dn batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lifase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3- 5 gram/ hari dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari ) agar berat badan bertambah sebaik- baiknya.
2.    Pemberian minuman dimulai pada waktu berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia
3.    Sebelum pemberian minuman pertama harus dilakukan pengisapan cairan lambung hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Pengisapan cairan lambung juga dilakukan pada setiap pemberian minum selanjutnya.
4.    Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu dengan ibunya, bayi degan kurang 1500 gram diberikan minum melalui sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap bayi kecil ini lebih baik dengan dot dibandingkan dengan putting susu ibu pada keadaan ASI dipompa dan diberikan melalui botol.
5.    Cara pemberian ASI melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit, frekuensi pemberian minum makin berkurang dengan bertambahnya berat bayi.
6.    Jumlah cairan yang diberika pertama kali adalah 1- 5 ml/ jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Penambahan susu tersebut tergantung dari jumlah susu yang tertinggal pada pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah regurgitasi/ muntah atau distensi abdomen.
7.    Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap hari dinaikkan 20 sampai 200 ml/kg/hari
8.    Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat menyusu, ASI dipompa dan dimasukkan kebotol steril. Bila ASI tidak ada susunya dapat diganti dengan susu buatan yang rendah lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20 kalori/ 30 ml air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110 kalori/ kg BB/ hari.
oleh karena itu mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi BBLR, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi dengan berat lahir rendah, yaitu :
a). Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung, atau dalam posisi setengah duduk dipangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala dan suhu ± 30ºC ditempat tidur bayi
b). Sebelum susu diberikan diteteskan dahulu dipunggung tangan untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan apakah keluarnya satu tetes tiap detik.
c). Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah ia menjadi biru, ada gangguan pernapasan atau perut gembung. Pengamatan dilakukan terus sampai kira- kira setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus dibersihkan dengan memberikan 3- 4 sendok teh air putih yang sudah dimasak.
d). Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit demi sedikit dengan perlahan- perlahan dan hati- hati. Penambahan susu setiap kali minum tidak boleh lebih dari 5 ml setiap kali minum.
d). Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakan diatas pundak selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan kemudian ditidurkan pada posisi kanan atau tidur dalam posisi tengkurap, hal ini dilakukan agar tidak terjadi regurgitasi atau muntah.
e). Bila biru dan mengalami gangguan pernapasan pada waktu minum, kepala bayi harus direndahkan 30º cairan dimulut dan faring disuction, bila masih biru dan tidak bernapas harus segera diberi oksigen dn pernapasan buatan. (Winkjosastro, H.2007)

c.    Pencegahan terjadinya infeksi
1.  Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi di bawah air yang mengalir dengan menggunakan sabun cair.
2.  Memakai masker dan gaun khusus dalam ruangan .
3.  Pisahkan bayi infeksi dengan bayi yang bayi yang sehat.
4.  Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri, bila memungkinkan bayi di mandikan ditempat tidurnya masing – masing .
5.  Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic dan antiseptic.
6.  Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca.
7.  Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular , (ISPA, Konjungtivitis, dll) tidak boleh merawat bayi.
8.  Membersihkan ruang perinatal dan tempat tidur bayi paling sedikit seminggu sekali dengan cairan antiseptic (winkjosastro, H. 2007)
                           
      Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Kriteria
Berat Badan bayi < 2500 gram

Kategori
Bayi berat lahir sangat rendah
( BBLSR )
Bayi berat lahir rendah
( BBLR )
Penilaian
Berat lahir < 1500 gram
Berat lahir 1500 – 2500 gram
Penanganan
1.    Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
2.    Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat.
Pertahankan tetap hangat
3.    Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan bungkus BBLSR dengan kain hangat
4.    Beri lampu 50 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
5.    Kepala bayi ditutupi topi
6.    Beri oksigen
7.    Tali pusat dalam keadaan bersih  
Puskesmas
1.    Teteki ASI bila dapat menelan . Bila tidak dapat menelan, langsung rujuk
2.    Rujuk ke rumah sakit
1.    Beri ASI
Bila tidak dapat menghisap, bisa menelan langsung tetesi langsung dari putting
2.    Bila tidak dapat menelan langsung dirujuk
Rumah Sakit
1.    Sama dengan diatas
2.    Beri minum dengan sonde/ tetesi ASI ( lihat tabel I BBLR )
3.    Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% + Bicarbonas Natricus 1,5%= 4:1
Hari I : 60 cc/kg/hari       Hari II : 70 cc/kg/hari
4.    Antibiotika
Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tanda hipotermi berat, terangkan kemungkinan akan meninggal.




     Sumber : Saifuddin AB, 2006

C.   Proses Manajemen Kebidanan
1.    Pengertian Manajemen Kebidanan
       Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,penemuan- penemuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. ( Salma, 2007 )
       Manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang biasa diaplikasikan dalam suatu situasi.
2.    Tahapan Manajemen Kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yaitu:
a.    Langkah I      :  Melaksanakan pengkajian data dan analisa data
b.    Langkah II    :   Merumuskan diagnosa atau masalah aktual
c.    Langkah III   :   Merumuskan diagnosa atau masalah potensial
d.    Langkah IV   :  Melaksanakan tindakan segera dan Kolaborasi
e.    Langkah V   :   Merencanakan asuhan kebidanan
f.     Langkah VI   :  Melaksanakan tindakan asuhan
g.    Langkah VII :  Mengevaluasi asuhan kebidanan

3.    Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
       Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu :

a.    Subjektif  ( S )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah I Varney.
b.    Objektif ( O )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c.    Assesment ( A )
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa /masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d.    Planning ( P )
Mengambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah Varney





BAB III
STUDI  KASUS

No. Register                                                  : 11.29.52
Tanggal Masuk Rg Perinatologi               : 24 Juni 2011, jam 11. 25 wita
Tanggal pengkajian                                                : 24 Juni 2011, jam 12. 30 wita

A.   Pengkajian dan analisa data dasar
a.    Identitas Klien
1)    Data Bayi
Nama Bayi                        : Bayi “ R “
Tanggal Lahir/ jam          : 24 Juni 2011 jam 11.20 wita
Anak                                  : Kedua
Jenis kelamin                   : Perempuan
BB Lahir                            : 1700 gram ( G.II)
2)    Identitas Orang Tua
Nama Ibu/ Ayah               : Ny “ R “ / Tn “ R “
Umur Ibu / Ayah              : 23 tahun/ 27 tahun
Nikah/ Lamanya              : 1x / ± 3 tahun
Suku                                  : Makassar / Makassar
Agama                                           : Islam / Islam
Pendidikan                       : SMP / SMA
Pekerjaan                         : IRT / Pelayaran
Alamat                                           : Permandian Barombong
b.    Data Dasar
1)    Riwayat kehamilan atau selama dihamilkan
a)  G II P I A 0
b)   HPHT tgl 29 september 2010, HTP 06 Juni  2011
c)   Tempat pemeriksaan kehamilan di RSU Haji Makassar
d)   Total ANC
1)    Trimester I           : 1 X di RSU Haji Makassar
2)    Trimester II          : 2 X di RSU Haji Makassar
3)    Trimester III         : 2 X di RSU Haji Makassar
e)     Penyakit yang diderita selama hamil tidak ada
f)      Ibu  merasakan pergerakan janin bulan Februari 2011
g)    Obat- obatan yang diminum selama hamil adalah : sulfa ferosus 90 tablet 1x1/ hari, vitamin B6 10 tab 2x1/ hari
h)   Imunisasi TT : TT I  tanggal 13 Februari 2011
                        TT II tanggal 16 Maret 2011
2)    Riwayat kelahiran
a)    Tempat persalinan               : RSU Haji Makassar
b)    Penolong Persalinan          : Bidan
c)     Jenis Persalinan                 : Spontan, PBK,  gamelly
d)     Tanggal/ jam lahir               : 24 - 6 – 2011/ jam 11.20 wita
e)     A / S                                       : 8/10
f)     BBL / PBL                              : 1700 gram / 44 cm
TANDA-TANDA
0
1
2
MENIT

1
2
Frekuensi jantung
Tidak ada
<  100
>100
2
2
Usaha bernafas
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
2
2
Tonus otot
Lumpuh
Ekstremitas fleksi sedikit
Gerakan sedikit
1
2
Reflex
Tidak bereaksi
Gerakan sedikit
Reaksi melawan
1
2
Warna kulit
Biru pucat
Tubuh kemerahan, ekstremitas pucat
Kemerahan
2
2
TOTAL
8
10



3)    Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar bayi
a)    Nutrisi / cairan
1)    Bayi belum disusui oleh ibunya
b)    Eliminasi
1)    Eliminasi BAK   : Belum BAK setelah lahir
2)    Eliminasi BAB   : Belum BAB setelah Lahir
c)    Tidur/ istirahat           : bayi tertidur saat dikaji
d)    Personal Hygiene terpelihara oleh petugas
2.    Pemeriksaan Umum
a.    Pemeriksaan fisik
1.    Jenis kelamin          : Perempuan
2.    BBL/ PBL                  : 1700 Gram / 44 cm
3.    Keadaan umum      : baik / tidak ada cacat bawaan
b.    Pemeriksaan Tanda- tanda vital
1.    Suhu badan                        : 36,9 ˚C
2.    Pernapasan             : 44x/ menit
3.    Denyut jantung       : 134x/ menit
c.    Pemeriksaan Fisik
1.    Kepala dan Wajah
a)    Rambut hitam, tipis, dan halus
b)    Ubun- ubun dan sutura lebar dan belum menutup
c)   Tidak ada tanda caput succedaneum
d)    Tidak ada tanda cephal hematom
e)    Mata Simetris, Sklera berwarna putih, Congjungtiva merah muda, Mata bersih tidak ada secret
f) Hidung Simetris  dan tampak bersih
g)    Telinga Simetris, tampak bersih, tidak ada secret
2.    Leher
a)    Tidak ada trauma
3.    Dada dan perut
a)    Dada simetris
b)    Gerakan dada sesuai irama pernapasan bayi
c)  Tidak ada tonjolan tulang dada
d)    Putting susu ada, tampak jelas
e)    Keadaan tali pusat tampak basah danterbungkus dengan kain khas
f) Kulit tipis, terlihat vena dan cabang-cabangnya di dinding abdomen
4.    Punggung dan bokong
a)    Tonjolan bokong tidak ada
b)    Lipatan kulit bokong ada
5.    Genetalia luar dan Anus
a)    Labia mayora belum menutupi labia minora
b)    Teraba lubang anus
6.    Ekstremitas
a)    Atas
1)    Pergerakan baik/ aktif
2)    Jari tangan lengkap kiri dan kanan
3)    Refleks moro baik
4)    Refleks hisap ( + ) positif
5)    Refleks mencari ( + ) positif
6)    Refleks swallowing ( + ) positif
b)    Bawah
1)    Pergerakan baik
2)    Jari kaki lengkap kiri dan kanan
3)    Refleks babynsky positif
4)    Refleks moro positif
3.    Pemeriksaan Pengukuran
a.    Ukuran Lingkaran
1)    Lingkar kepala                     : 28 cm
2)    Lingkar dada                        : 25 cm
3)    Lingkar perut                       : 23 cm
4)    Lila                                         : 8 cm
b.    Diameter
1)    Bitemporal                            : 6 cm
2)    Biparetal                               : 8 cm
c.    Ukuran Panjang
1)    Kepala sympisis                  : 24 cm
2)    Sympisis kaki                       : 22 cm
3)    Panjang lengan                  : 12 cm
4)    Panjang kaki                        ; 15 cm
d.    Pola emosional bayi, bayi tenang/ tidur saat dikaji
e.    Persepsi orang tua terhadap anaknya, orang tua sabar dan mempercayakan sepenuhnya perawatan anaknya pada bidan dan dokter
f.     Orang tua tampak tenang dan menerima keadaan bayinya serta mau bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk perawatan bayinya terutama pemberian ASI
g.    Harapan orang tua anaknya mendapatkan perawatan yang baik dan dapat sehat serta bisa dibawa pulang kerumah
h.    Ibu tinggal serumah dengan orang tua
i.      Orang tua rajin shalat dan selalu berdoa agar anaknya segera sehat dan dapat berkumpul dengan keluarga
j.      Biaya hidup dan biaya perawatan ditanggung oleh bapak
4.    Data Tambahan
Pemberian vitamin K 1 mg secara intramuskular diruang perinatologi tanggal 24 juni 2011, jam 12. 25 wita.

B.   Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
1.    Bayi Berat Lahir Rendah, BCB / KMK / Persalinan Normal
Data Subjektif ( DS ) :
a.    HPHT tgl 29 – 09- 2011
b.    Ibu melahirkan cukup bulan ( 9 bulan ) tanggal 24 juni 2011 jam 11.20 wita
c.    Bayinya dirawat dalam incubator sejak tanggal 24 juni 2011 jam 11.25 wita dengan suhu 34°C
Data Objektif ( DO ) :
a.    Masa gestasi 38 minggu 2 hari
b.    BBL 1700 gram, PBL 44 cm
c.    Ubun- ubun besar belum menutup
d.    Ukuran lingkaran           :
Lingkar kepala                : 28 cm
Lingkar dada                   : 25 cm
Lingkar perut                  : 23 cm
Lila                                    : 8 cm
e.    Gerakan bayi terbatas
f.     Refleks mengisap dan menelan lemah
g.    Kulit tipis, lemak bawah kulit sedikit, dan lanugo banyak.
h.    Verniks caseosa sedikit

Analisa dan Interpretasi Data
Dihitung dari HPHT tanggal 29 – 09 – 2011 dan tanggal persalinan 24 – 06 – 2011 maka masa gestasi 38 minggu 2 hari dengan berat badan lahir 1700 gram, menurut kurva Lubencho ( 1967 ) berada diantara percintile ke 10 dan 90 yang berarti KMK ( Kecil masa Kehamilan ) dan berdasarkan penilaian Ballar score 24 sesuai dengan kehamilan 38 – 40 minggu, berat bayi yang tidak sesuai.
2.    Gangguan pemenuhan nutrisi
Data Subjektif ( DS ) :
Bayi belum dapat mengisap dengan baik
Data Objektif ( DO ) :
a.    Refleks mengisap dan menelan lemah
b.    Asi masih sedikit
c.    BBL : 1700 gram
Analisa dan Interpretasi Data
Bayi berat lahir rendah dengan kehamilan cukup bulan ( BCB/ KMK) mempunyai organ dan fungsi dari alat tubuh belum matur sehingga kemampuan mengisap dan menelan lemah. Karena lemahnya daya isap dan menelan sehingga bayi malas menyusu yang dapat menyebabkan gangguan pemenuhan nutrisi.
C.   Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
1.    Antisipasi  terjadinya hipotermi
Data Subjektif ( DS ) : -
Data Objektif ( DO ) :
a.    Kulit bayi tipis
b.    Berat badan 1700 gram, SB : 35,9 C
c.    Lemak subkutan kurang
d.    Verniks caseosa kurang
e.    Kulit sangat keriput, mudah diangkat
Analisa dan Interpretasi
Pada bayi baru lahir mudah terjadi hipotermi karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat ( brown fat ) yang belum cukup serat pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. ( Prawirahardjo, S. 2007 : 776 )
2.    antisipasi terjadi infeksi tali pusat
a.    Data subjektif : -
b.    Data objektif  :
1)     Keadaan tali pusat masih basah  
2)    Berat badan lahir                : 1700 gram (Normal 2500 - 4000 gram
c.    Analisa dan interpretasi data
Bayi BBLR sangat mudah diserang infeksi. Hal ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi masih kurang sehingga relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik (Wiknjosastro H, 2007, hal. 780).

D.   Tindakan Segera dan kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung
E.   Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Tujuan :
1.    Berat badan bayi bertambah
2.    Kebutuhan bayi akan nutrisi terpenuhi
3.    Tidak terjadi hipotermi, dan hipoglikemia
Kriteria :
1.    Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10 % pada 10 hari pertama
2.    Kebutuhan nutrisi terpenuhi, yaitu asupan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
3.    Tonus otot baik
4.    Tanda- tanda vital dalam batas normal
a.    Suhu                    : 36,5˚ C -  37,5˚ C
b.    Denyutjantung   : 100 – 140 x/ menit
c.    Pernapasan        : 30 – 60x/ menit
5.    Bayi tidak menggigil dan kulit teraba hangat
6.    Suhu incubator 33-34°C
7.    Bayi tidak pucat, tidak biru/ sianosis, lemas dan apatis
8.    Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi 60 ml/kg/ hari, setiap hari dinaikkan 20 sampai 200 ml/kg/hari
9.    Bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik, ASI ibu banyak
10. Tidak ada tanda- tanda infeksi ( merah, panas, bengkak bau dan pengeluaran cairan pada tali pusat )
11. Tali pusat kering dan puput dalam waktu 7 hari
Rencana Tindakan
1.    Beri penjelasan kepada ibu dan keluarganya tentang keadaan dan perawatan bayinya
Rasional :
Penyampaian dan penjelasan tentang keadaan bayi dan proses perawatannya agar ibu dan keluarga dapat mengetahui keadaan dan perkembangan bayinya sehingga dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses perawatan serta dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga.
2.    Anjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi
Rasional :
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga berat badan dapat bertambah dan hubungan psikologis ibu dan anak dapat terjalin.
3.    Rawat bayi dalam inkubator pada hari pertama dengan suhu 33 - 34˚C
Rasional :
Dengan perawatan bayi dalam inkubator, diharapkan bayi dapat mendapat lingkungan yang hangat karena suhu inkubator dapat disesuaikan dengan kebutuhan suhu bayi, sehingga dapat mencegah terjadinya hipotermi.
4.    Berikan intake yang adekuat sesuai kebutuhan bayi
Rasional :
Intake yang adekuat akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi khususnya glukosa sehingga tidak terjadi hipoglikemia
5.    Observasi tanda- tanda vital tiap 8 jam
Rasional :       
Untuk mengetahui keadaan umum bayi dan menentukan tindakan yang akan dilaksanakan

6.    Timbang berat badan bayi setiap hari
Rasional :
Merupakan indikator perkembangan fisik bayi serta kemajuan dalam perawatan BBLR
7.    Beri HE pada ibu tentang   :
a.    Gizi ibu menyusui
b.    Manfaat ASI
c.    Perawatan bayi sehari – hari
d.    Ganti pakaian setiap kali basah
Rasional :
Personal hygiene yang baik serta lingkungan yang bersih akan mencegah infeksi dan meningkatkan rasa nyaman pada bayi. Pemberian ASI sedini mungkin dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekskusif sehingga kebutuhan bayi akan nutrisi dapat terpenuhi.
8.    Gunakan tekhnik aseptik dan antiseptik dalam merawat bayi
Rasional :
Mengurangi resiko infeksi dalam mencegah terjadinya infeksi silang




9.    Beri minum sesuai dengan kebutuhan yaiu      :
    = berat badan X jumlah kebutuhan cairan / hari
                            10
=
Rasional :
Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang adekuat setiap hari yang akan menjamin tumbuh kembang bayi yang baik dan optimal, khususnya glukosa sehingga tidak terjadi hipoglikemia


F.    Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Tercatat dalam Soap

G.   Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Tercatat dalam Soap
H.   Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada By “ R “ Dengan berat lahir rendah Hari Pertama Di RSU Haji Makassar
No. Register                                                  : 11.29.52
Tanggal Masuk Rg Perinatologi               : 24 Juni 2011, jam 11. 25 wita
Tanggal pengkajian                                                : 24 Juni 2011, jam 12. 30 wita
Identitas Klien
1)    Data Bayi
Nama Bayi                     : Bayi “ R “
Tanggal Lahir/ jam        : 24 Juni 2011 jam 11.20 wita
Anak                                : kedua
Jenis kelamin                : Perempuan
2)    Identitas Orang Tua
Nama Ibu/ Ayah                        : Ny “ R “ / Tn “ R “
Umur Ibu / Ayah            : 23 tahun/ 27 tahun
Nikah                              : ± 3 tahun
Suku                               : Makassar / Makassar
Agama                            : Islam / Islam
Pendidikan                    : SMP / SMA
Pekerjaan                       : IRT / Pelayaran
Alamat                             : Permandian Barombong
Data Subjektif ( S )
1.    Ibu melahirkan cukup bulan ( 9 bulan ) tanggal 24 juni 2011, jam 11.20 wita
2.    HPHT tanggal 29 – 09 – 2010
3.    Bayinya dirawat dalam inkubator dengan suhu incubator 33-34°C sejak tanggal 24 juni 2011, jam 11.25 wita
4.    Menurut bidan bayi mengisap lemah
Data Objektof ( O )
1.    Masa gestasi 38 minggu 2 hari
2.    BBL 1700 gram, PBL 44 cm
3.    Jenis Kelamin perempuan
4.    Bayi dirawat dalam inkubator sejak tanggal 24 juni 2011 jam 11.25 wita
5.    Tanda – tanda vital :
a.    Suhu                          : 35,9˚ C
b.    Denyut Jantung       : 134x/ menit
c.    Pernapasan              : 44 x/ menit
6.    Ubun- ubun belum nenutup
7.    Refleks mengisap dan menelan lemah
8.    Refleks moro dan babynsky positif ( + )
9.    Tonus otot baik
10. Tali pusat masih basah, terbungkus dengan khas teril
11. Labia mayor belum menutupi labia minor


ASSESMENT ( A )
Bayi dengan berat lahir rendah ( BBLR ), Bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan, dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi, potensial hipotermi, dan infeksi tali pusat.
PLANNING ( P )
Tanggal 24 juni 2011
1.    Menjelaskan pada ibu serta keluarga tentang keadaan dan proses perawatan bayinya, ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2.    Menganjurkan Ibu memberi ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi, ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin
3.    Mengobservasi tanda- tanda vital
a.    Suhu                          : 35,9˚ C
b.    Denyut Jantung       : 134x/ menit
c.    Pernapasan              : 44 x/ menit
4.    Memberi intake susu formula sebanyak 10 cc dengan cara disendok- sendok bayi sudah diberi minum sebanyak 10 cc/ 2 jam, sebanyak 10 kali pemberian, minum dihabiskan dan tidak dimuntah.
5.    Menimbang berat badan bayi jam 12.00 wita, beratnya 1700 kg
6.    Merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34˚C
7.    Menganti pakaian basah dengan pakaian kering
8.    Memberi penjelasan pada ibu tentang pentingnya pemberian ASI sedini mungkin dan cara menyusui yang benar, ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
9.    Menjaga personal hygiene dan kebersihan lingkungan
10. Melaksanakan asuhan kebidanan secara aseptik dan antiseptik dengan mencucui tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan dan menggunakan alat yang steril terutama dalam perawatan tali pusat.
I.      Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R “Dengan Berat Lahir Rendah Hari KeduaDi Rsu Haji MakassarTanggal 25 Juni 2011.
Data Subjektif ( S )
1.    ASI sudah ada tapi masih sedikit
2.    Ibu sudah menyusui bayinya
3.    Bayi belum bisa mengisap dan menelan dengan baik
Data Objektif ( O )
1.    Berat badan hari kedua adalah 1.700 gram
2.    Tanda - tanda vital
Denyut jantung        : 132 X/ menit
Pernapasan              : 42 x/ menit
Suhu                          : 35 ˚ C
3.    Refleks mengisap dan menelan kurang baik
4.    Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kain gaas steril
5.    Ubun- ubun besar belum menutup
6.    Tidak terpasang sonde
ASSESSMENT ( A )
Bayi dengan berat lahir rendah, cukup bulan, kecil masa kehamilan, dengan masalah potensial hipotermi
PLANNING ( P )
Tanggal 25 Juni 2011
1.    Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dan sudah dilakukan. 
2.   Mengobservasi tanda- tanda vital jam 09.00 wita
Denyut jantung              : 132 X/ menit
Pernapasan                    : 42 x/ menit
Suhu                                : 35 ˚ C
3.   Menimbang berat badan bayi hari kedua, jam 12.00 wita. BB=1700gr
4.   Merawat bayi dalam suhu incubator 33°C
5.   Melakukan perawatan bayi, membersihkan dan merawat tali pusat dengan gaas steril, tali pusat masih basah
6.   Mengingatkan HE tentang :
a.    Tetap menganjurkan ibu untuk member ASI pada bayinya, serta memberitahu ibu tentang pentingnya ASI.
b.    Perawatan bayi sehari- hari
c.    Bayi rawat gabung dengan bayinya  
J.    Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R “Dengan Berat Lahir Rendah Hari KetigaDi Rsu Haji MakassarTanggal 26 Juni 2011.
Data Subjektif ( S )
1.    Bayinya kuat menetek dan ASI sudah banyak
Data Objektif ( O )
1.    Berat badan hari ketiga adalah 1800 gram
2.    Keadaan umum baik
3.    Tanda- tanda vital
a.    Denyut jantung              : 124x/ menit
b.    Pernapasan                    : 44x/ menit
c.    Suhu                                : 36,7 ˚ C
4.    Refleks mengisap dan menelan mulai membaik
5.    Buang air kecil lancar ( 5x/ hari 0
6.    Buang air besar 3x/ hari
7.    Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kain gaas steril, tidak ada tanda- tanda infeksi
8.    Bayi tampak mengisap baik pada ibunya


ASSESMENT ( A )
Bayi dengan berat lahir rendah, cukup bulan, kecil masa kehamilan, potensial terjadi infeksi tali pusat.
PLANNING ( P )
1.    Melaksanakan asuhan kebidanan secara aseptik dan antiseptik dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan dan menggunakan alat yang steril terutama dalam perawatan tali pusat
2.    Menimbang berat badan bayi hari ke tiga jam 08.00 wita. BB: 1800 gram
3.    Mengobservasi tanda- tanda vital
Denyut jantung              : 124x/ menit
Pernapasan                    : 44x/ menit
Suhu                                : 36,7 ˚ C
4.    Membersihkan badan bayi dengan kain bersih, merawat tali pusat aserptik dan antiseptik serta membungkus dengan gaas steril
Tali pusat kering, tidak ada tanda- tanda infeksi ( merah, panas, bengkak, bau dan pengeluaran cairan pada tali pusat )
5.    Menjaga personal hygiene dan lingkungan
6.    Memberi He pada ibu tentang cara perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah dirumah, ibu mengerti dan menerima penjelasan yng diberikan
7.    Mengganti pakaian bayi tiap kali basah.
8.    Bayi masih dirawat di ruang Perinatologi














BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah yang dilaksanakan di RSU Haji Makassar dari tanggal 24 s.d 26 Juni 2011.
Pendekatan dalam Tinjauan kasus ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah Asuhan Kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
A.   Hasil Asuhan Hari I Tanggal 24 Juni 2011 Jam 12.30-13.30 Wita
Diawali dengan senyum, sapa dan salam, penulis memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan pengumpulan data lengkap. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis kemudian pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien, Dalam teori ditemukan bahwa tahap pengkajian  dasar asuhan kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan informasi data mengenai Bayi Ny “ R ” kehamilan diatas 37 minggu dengan kasus  berat lahir rendah, BCB, KMK dengan  gestasi 38 Minggu 2 hari,jenis persalinan ganda ( gamely ) BBL 1700 gram, PBL 44 cm, jenis kelamin (perempuan), SB : 35,9 °C, denyut  jantung : 134 x/menit, P : 44 x/menit, dengan gangguan  pemenuhan nutrisi, potensial terjadinya hipotermi, dan terjadinya infeksi tali pusat.
Penatalaksanaan yang diberikan pada kunjungan ini, menganjurkan ibu untuk selalu mengganti popok/ pakaian bayi setiap kali basah, menganjurkan kepada ibu untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi seimbang, menganjurkan ibu tehnik kangguru dengan cara mendekap/memeluk bayi ke dada ibu.
Bayi berat lahir rendah  adalah Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, Bayi Cukup Bulan - Kecil Masa Kehamilan (BCB-KMK) maka hal ini sesuai dengan data yang ada yaitu hasil penilaian umur kehamilan pada waktu bayi dilahirkan dihitung HPHT Ny “ R ” yaitu 38 Minggu 2 hari menandakan bayi tersebut adalah bayi cukup bulan (BCB). Menurut teori bayi lahir dengan usia kehamilan diatas 37 minggu dengan berat badan dibawah 2500 gram adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dimana berat badan ini tidak sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa kehamilan (N : > 2500 gram) dan hal ini memang dialami oleh klien yang dikaji sehingga terdapat kesesuaian antara teori tersebut dengan fakta yang ada.
Kehamilan ganda ( gameelly ) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Pertumbuhan janin kembar dan tunggal menunjukkan perbedaan yang cukup berarti, berat badan satu janin kembar rata-rta lebih ringan 1000 gram dari janin tunggal. Berat badan janin dari kehamilan kembar tidak sama. Umumnya terjadi perbedaan antara 50 sampai 1000 gram. Selain itu, terjadi pembagian sirkulasi darah yang tidak sama, akibatnya pertumbuhan kedua janinpun berbeda. Pada kehamilan ganda monozigotik ( dua janin berasal dari satu telur ), pembuluh darah yang satu mempunyai suatu penghubung dengan pembuluh darah janin yang lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan kedua janin tersebut karena sirkulasi darah yang diperolehnya berbeda.( Obstetri ginekologi.com. diakses tanggal 04 juni 2011).
Berdasarkan teori salah satu etiologi terjadinya berat badan lahir rendah yaitu kehamilan ganda ( gamely ) dan hal ini memang di alami oleh klien sehingga terdapat kesamaan antara teori dengan fakta yang ada.
B.   Hasil Asuhan Hari II Tanggal 25 Juni 2011  Jam 8.00 - 10.30 wita
Diawali dengan senyum, sapa dan salam kemudian mempelajari semua data pada kunjungan yang lalu, menanyakan keadaan ibu dan bayinya, menanyakan kepada ibu tentang perubahan keluhan dan kemungkinan adanya keluhan tambahan.
Dari kunjungan ini, ibu menyampaikan bahwa ibu sudah berusaha melaksanakan semua anjuran yang diberikan, termasuk memberikan ASI pada bayi secara ondemand dan metode kangguru
Dari hasil anamnesis, bayi masih mengalami berat lahir rendah, bayi belum mengalami peningkatan berat badan, bayi masih dirawat dalam incubator dengan suhu 33°C, melakukan tehnik kangguru, TTV dalam batas normal, refleks menghisap dan menelan kurang baik, tali pusat masih basah dan terbungkus gaas steril, bayi sudah BAK dan BAB
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian, tidak ada perbedaan antara tinjauan kepustakaan dengan data yang ditemukan pada kasus, dimana perawatan Bayi Berat Lahir Rendah tergantung dari cara penanganannya.
C.   Hasil Asuhan Hari III Tanggal 26 Juni 2011 Jam 08.00-10.30 wita
Diawali dengan senyum, sapa dan salam, menanyakan keadaan ibu dan bayi, menanyakan kepada ibu perubahan keluhan dan kemungkinan keluhan tambahan dengan mempelajari status bayi serta menanyakan pada petugas tentang kemajuan kondisi bayi
Dari kunjungan ini didapatkan data, yaitu ibu memberikan ASI pada bayinya setiap saat dan tidak terjadwal sesuai kebutuhan bayi, BB meningkat yaitu 1800 gram, TTV dalam batas normal, tali pusat masih terbungkus dengan gaas steril, bayi masih dirawat di incubator dengan suhu 33°c, Bayi  sudah BAK  6x/hari dan BAB 4x /hari kali, atas intruksi Dokter ibu dan bayi belum diperbolehkan pulang.
Pada kasus ini, setelah dilakukan perawatan dan tindakan yang intensif selama tiga hari maka berat badan bayi “ R ” tidak mengalami penurunan dari berat badan lahir. Potensial terjadi hipotermi dan infeksi tidak terjadi karena perawatan bayi baik dan tepat. Dengan demikian dapat terlihat bahwa proses Asuhan kebidanan yang diterapkan pada bayi “ R” dengan Berat Lahir Rendah /BCB/ KMK cukup berhasil dan efektif.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

       Setelah mempelajari teori tentang Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) cukup bulan / Sesuai Masa Kehamilan dan pengalaman langsung dilahan praktik RSU HAJI MAKASSAR, maka penlis menyimpulkan beberapa hal dan mengemukakan beberapa saran :
A.   KESIMPULAN
1.    Masalah atau diagnose aktual dan potensial pada bayi “ R “ adalah gangguan pemenuhan nutrisi, potensial terjadi hipotermia, hipoglikemia. Masalah tersebut dapat diatasi dengan, mempertahankan suhu tubuh bayi, pemberian minum yang adekuat dan pencegahan infeksi.
2.    Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu metode kerja profesi kebidanan dalam pengorganisasian rangkaian pemikiran dan tindakan melalui langkah- langkah yang logis sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan demi memberikan pelayanan kebidanan yang aman dan menyeluruh, yang bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu klien dan pelaksana pelayanan kesehatan.
3.    Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses manajemen kebidanan, karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien.
4.    Terdapat aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir yaitu pencegahan infeksi, penilaian, dan pencegahan kehilangan panas.
B.   SARAN
Adapun saran yang penulis kemukakan untuk mencapai asuhan kebidanan yang baik, diperlukan :
1.    Pada tempat pelayanan kesehatan yang melakukan perawatan bayi diharapkan ruangan yang cukup hangat, peralatan yang cukup steril dan bila memungkinkan menyiapkan pakaian khusus dalam ruangan, baik untuk petugas maupun pengunjung bayi.
2.    Untuk penanganan kegawat daruratan neonatal khususnya bayi dengan berat lahir rendah perlu penyediaan fasilitas alat yang memadai dan tenaga yang professional untuk menunjang pelaksanaan tindakan.
3.    Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan pengawasan dan penanganan dan perawatan yang tepat pada bayi khususnya berat badan lahir rendah.
4.    Bagi masyarakat agar memeriksakan diri ( kehamilan ) sedini mungkin, memberikan ASI secepatnya dan diberikan setiap saat, merawat bayi dengan 3B yaitu Bersih tangan, Bersih pakaian, serta alat yang digu

Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.    Topik                    : Teknik menyusui yang benar
2.    Sasaran               : Klien Bayi “R”
3.    Waktu / Tempat  : Tanggal 26 Juni 2011 / RSU Haji Makassar
4.    Tujuan Umum    : Setelah penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami 
                             Cara menyusui yang benar
Tujuan Khusus  :
Ibu dapat mengetahui cara menyusui yang benar dan dapat mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
5.    Metode                 : Ceramah dan Diskusi
6.    Pembimbing       : Bidan “M”
7.    Referensi                        :
a.    http://asuh.wikia.com  diakses 22 Juni 2011
b.    http://www.f.buzz.com diakses 22 Juni 2011





TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

A.   Posisi Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, rebahan atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Gambar 4. Posisi menyusui sambil berbaring yang benar
Ada posisi yang khusus berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola (Foot Ball Potition), dimana kedua bayi disusui secara bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak akan tersedak.
B.   Langkah-Langkah Menyusui yang Benar
1.    Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar puting payudara. Cara ini memiliki manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2.    Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
a.    Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar di sandaran kursi.
b.    Bayi dipegang dibelakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c.    Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d.    Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e.    Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f.     Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3.    Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya, jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja.
4.    Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (Rooting Refleks) dengan cara :
a.    Usahakan sebagian besar kalang payudara dimasukkan kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya mengisap pada putting saja, sehingga akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu lecet.
b.    Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga.
 
Gambar 5. Tehnik menyusui.
C.   Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya bayi disusui ondemand karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.Pada awalnya bayi akan menyusui dengan jadwal tidak teratur dan mempunyai pola tertentu setelah 2 minggu.



3 komentar:

  1. mba bisa minta filenya .soalnya lagi butuh contoh proposalnya ini alamat emailku. eningangriani@gmail.com

    BalasHapus
  2. Merkur Safety Razor – Merkur Solingen - DECCASINO
    This is the Merkur 23C Classic, one of Merkur's 메리트 카지노 best selling safety razors, made with one 1xbet of the best Merkur chromium stainless steel shaving 메리트 카지노 주소 tools. MERKUR €38.95 · ‎In stock

    BalasHapus
  3. The casino games that work best with your mobile - DRMCD
    The casino 양산 출장마사지 games that work best with your mobile device · 1. BetMGM Casino · 2. Hollywood 남원 출장안마 Casino · 3. 문경 출장마사지 Bovada 원주 출장마사지 · 4. Intertops · 5. Sportsbet · 6. Playtech's Bingo 이천 출장샵

    BalasHapus